CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS
Begini blok diagramnya:
Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >> [Differential >> Drive Shaft >> Roda]
pada penggerak roda belakang, bagian didalam kurung kotak diganti [As Kopel>> Gardan/Differential>>Roda]
1. Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi manual. Lewat torque converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam torque converter terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan mesin. Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir adalah stator. Cara kerjanya, baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut mendorong turbin layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi akan berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang menyala. Dari sistem tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada mesin menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi bahan bakar pada mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah berputar 1:1 saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat "lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah stator adalah pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana baling diantara pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan stator (statis:diam) dan fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.
2. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas persneling saat menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh. Pada planetary gear tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda. Tetapi sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki gigi dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine. Karena cukup sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja. Valve body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear secara hidraulis.
Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada mobil2 yang bersliweran saat ini. Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang selip. Dan planetary gear menyebabkan mobil seperti memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT
kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley yang diameter drivingnya dapat berubah-ubah sehingga rasio putaran dari dua buah pulley tersebut juga berubah-ubah. Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan perpindahan percepatan (rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara mekanikal layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang diatur oleh ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan beban mobil, injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi.
Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem transmisi otomatis.
Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi matik untuk setiap posisi tuasnya.
P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk parkir dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.
R: saya rasa semua sudah tau posisi ini. Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah belakang(mundur).
N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada mekanisme pengunci roda layaknya posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam transmisi anda selama perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. Untuk merk toyota biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin
transmisi otomatis makin di gemari
Berlama-lama dijalan karena terjebak macet tentu situasi yang tidak diinginkan setiap orang. Terlebih para pengendara mobil atau motor yang cepat lelah. Transmisi otomatik pun kini menjadi salah satu solusi.
Hidup di kota-kota besar Indonesia memang penuh resiko. Salah satunya menghadapi keadaan lalu lintas yang sangat padat. Jakarta, Surabaya, Bandung atau Medan adalah beberapa kota besar di Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk tinggi. Khusus Jakarta yang tidak lain adalah ibu kota Indonesia, keadaan lalu lintas benar-benar menjadi sosok yang menakutkan.
Bagaimana tidak? Hampir setiap pagi dan sore dimana para pekerja pergi dan pulang selalu memadati jalan sempit Jakarta. Bagi para pengendara mobil dan motor akan merasa lebih cepat lelah dibanding pemakai kendaraan umum. Banyak faktor yang mengakibatkan seseorang cepat lelah saat mengemudi. Salah satunya ialah mengemudi dengan menggunakan transmisi manual.
Untuk meningkatkan kecepatan maka pengemudi harus memindahkan gigi. Bagi anda pengendara mobil saat memindahkan gigi maka kaki kiri harus menginjak kopling. Sedangkan seepda motor ada yang menggunakan kopling dengan tangan dan ada juga yang hanya memindahkan gigi dengan kaki. Aktifitas tersebut terus menerus dilakukan dikemacetan jalan raya. Tak salah apabila pengemudi cepat terasa lelah.
Salah satu cara mengatasinya ialah dengan memakai kendaraan bertransmisi otomatis. Mobil atau motor dengan teknologi ini membuat anda cukup memainkan gas dan rem. Sebelumnya memang ada mitos-mitos seputar kelemahan transmisi otomatik. Mulai dari perawatan yang sulit, biaya servis dan spare part yang sangat mahal dan isu lainnya yang membuat tranmisi otomatik sepi peminat.
Seiring cepatnya perkembangan teknologi dimana semua masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi. Kini tranmisi otomatik mulai digemari oleh pengguna jalan raya. Masyarakat mulai terbuka pikirannya seputar transmisi otomatis dan lebih dapat menerima kehadiran kendaraan ini.
”Memang dulu mobil matik masih sangat sepi peminat karena banyak isu yang berkembang di masyarakat. Seperti mogok tidak bisa didorong, padahal tidak semua mobil otomatis saat ini seperti itu,” ujar Joko Trisanyoto, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM). Joko menambahkan, kebutuhan konsumen akan kendaraan yang lebih praktis digunakan membuat mobil matik mulai banyak digemari.
Bukti dari mobil otomatis kian digemari ialah sebuah data penjualan TAM. Dimana sejak tahun 2005 penjualan mobil dengan transmisi otomatik terus merangkak naik. Pada tahun 2005 pangsa pasar mobil matik 17 %, setahun kemudian (2006) meningkat 19,9 %, berlanjut 2007 (23,7 %), 2008 (23,4 %) dan pada tahun lalu 24,3 %. Bukan tidak mungkin pada tahun ini pangsa pasar mobil matik mencapai angka 25 %.
Permintaan Meningkat
Meningkatnya penjualan mobil matik setiap tahun ternyata bukan hanya trik pemasaran para ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek). Melainkan permintaan masyarakat terhadap mobil matik setiap tahunnya terus meningkat. PT. TAM pernah melakukan survei kepada konsumen di seluruh Indonesia. Dari hasil survei tersebut TAM mendapatkan bahwa permintaan mobil matik terus meningkat di kota-kota besar.
Tidak heran apabila saat ini banyak ATPM berbondong-bondong menambah varian matik disetiap produknya. ”Saat ini hampir seluruh ATPM membuat varian matik di semua segmen pasar, mulai dari yang teratas sampai yang terbawah,” jelas Joko. Hal tersebut memang benar, lihat saja line-up Toyota Avanza atau saudara kembarnya Daihatsu Xenia. Hampir seluruh tipe Avanza dan Xenia memiliki varian matik.
Begitu juga dengan mobil-mobil besar seperti SUV. Daihatsu dengan Teriosnya baru-baru ini mengeluarkan TS matik, dimana tipe TS adalah SUV termurah dari SUV Daihatsu lainnya. Sedangkan Toyota melalui Rush juga telah menghadirkan tipe G versi matik. Sebelumnya Rush matik hanya ada pada tipe S.
Keterbalikan dari kota-kota besar, di beberapa daerah konsumen masih belum banyak yang menginginkan mobil matik. Hal ini sudah jelas karena situasi lalu lintas yang cenderung lancar membuat mereka masih merasa nyaman menggunakan manual. Khususnya mobil-mobil bekas, apabila di kota-kota besar mobil matik bekas banyak dicari. Sebaliknya konsumen di daerah-daerah lebih tertarik dengan mobil manual.
Perbedaan mobil otomatik dan manual pada umumnya juga tidak hanya transmisi. Penampilan interior, fitur-fitur keamanan dan kenyamanan serta harga mempunyai perbedaan yang mencolok. Ambil contoh dari harga, misal Daihatsu Terios tipe TS manual dibanderol Rp 152.900.000, sedangkan untuk TS matik melonjak hingga Rp. 13 juta menjadi Rp. 166.600.600.
Bukan Mobil Mewah
Pada pertama kali kemunculan transmisi otomatik, para produsen lebih banyak menerapkannya pada mobil-mobil mewah. Untuk mencicipi mobil matik para konsumen harus merogoh kocek lebih dalam. Bahkan dalam sejarahnya mobil matik pada awalnya lebih banyak untuk mobil tipe sedan. Terlebih saat itu perawatannya juga masih tergolong mahal. Ditambah bengkel-bengkel resmi belum banyak yang mampu menangani mesin otomatik. Tidak heran apabila konsumen tidak terlalu berminat dengan mobil matik.
Seiring teknologi yang terus berkembang ditambah permintaan konsume semakin tinggi. Saat ini mobil transmisi matik tidak lagi hanya bisa dinikmati kaum elit. Para produsen mulai berani menerapkannya pada mobil-mobil umum. Sebut saja mobil sejuta umat seperti Avanza milik Toyota atau Xenia punya Daihatsu kini juga tersedia versi matiknya. Transmisi otomatis kini juga tidak hanya digunakan mobil-mobil sepersi sedan, tapi model MPV dan SUV juga tersedia.
Maka sudah tidak heran apabila mobil matik kini semakin banyak berkeliaran di jalan raya. Memang dengan mengendarai mobil atau motor matik perjalanan lebih terasa nyaman dibanding tranmisi manual. Namun perlu diperhatikan bahwa pernah terjadi beberapa kecelakaan tragis akibat pengemudi belum terbiasa dengan mobil matik. Maka ada baiknya anda yang baru pertama kali mengendarai matik lebih fokus dan berhati-hati
TRANSMISI OTOMATIS TOYOTA AVANZA
Daya serap pasar mobil Tanah Air untuk kendaraan bertransmisi otomatis diprediksi meningkat. Terbukti beberapa pabrikan melengkapi varian middle-low dengan girboks pintar ini.
Sebut saja kehadiran Toyota Avanza G AT yang diikuti Daihatsu Xenia Li AT pada kuartal terakhir tahun lalu. Malah, masih segar dalam ingatan akan launching Toyota Rush G AT dan Daihatsu Terios TS AT.
Itu artinya, mobil bertransmisi otomatis kian terjangkau. Jauh berbeda dengan kondisi satu dekade silam yang masih didominasi mobil tiga pedal alias manual.
Gejolak ini menarik buat dicermati mengingat pasar Avanza dan Xenia saja bisa mendominasi lebih dari sepertiga angka penjualan nasional.
Tambah menarik lagi, ternyata transmisi otomatis yang dipakai pada mobil-mobil ini punya banyak kesamaan. Bahkan bisa dibilang sama persis. "Toyota Avanza punya girboks dengan tipe A4Q-D yang sama dengan Rush," ujar Iwan Abdurahman, trainer PT Toyota Astra Motor.
Lebih dari itu, Daihatsu juga memakainya pada Daihatsu Xenia, Terios dan Luxio. Padahal melihat bentuk, dimensi dan mesinnya, cukup berbeda. Avanza dan Xenia punya dimensi beda dengan Luxio meski sama-sama MPV.
Sedangkan Rush dan Terios termasuk SUV. Transmisi ini pun dipakai pada mesin 1.300 Avanza dan Xenia, juga mesin 1.500 di Avanza, Luxio, Rush dan Terios.
Menurut Ricky Ricardo, pemilik bengkel spesialis transmisi otomatis Ricardo Matic di Tangerang, Banten, hal ini adalah ciri transmisi yang sukses di pasaran.
"Tipe transmisi ini sudah ada sejak tahun 1991. Kalau masih dipakai sampai sekarang, itu artinya teruji bagus," kata pria yang akrab disapa Ricky ini.
Pada saat itu, beberapa mobil sudah memakai transmisi ini. Sebut saja Perodua Kembara di Malaysia yang bentuknya mirip Daihatsu Taruna. Malah, ayah tiga anak ini menyebut Suzuki Samurai juga memakai transmisi sejenis.
Seperti apa sih matik ini, sehingga bisa dipakai pada mesin K3-VE 1.300 cc dan 3SZ-VE 1.500 cc? Mencermati bentuknya, ternyata transmisi otomatis ini sangat kecil. Jika dibandingkan dengan girboks manual pada mesin yang sama, ukurannya tidak jauh beda. Padahal, umumnya transmisi otomatis punya dimensi lebih lebar dan panjang.
Kok bisa? Sepertinya, dimensi transmisi ini memang dibuat kompak agar tidak makan ruang di kolong mobil. Beberapa ciri perbedaan dari transmisi lain, seperti beberapa komponen yang tidak dipakai. Misalnya akumulator, pengumpul tekanan ATF yang berfungsi membuat perpindahan gigi jadi halus tidak ada. "Jadi, aliran ATF dari pompa langsung ke solenoid. Solenoidnya juga cuma tiga, kalau mobil lain seperti Innova lebih dari itu," tutur Iwan.
Selain itu, ada rancangan khusus di dalam bodi transmisi ini. Namanya susunan gigi Ravigneaus, yaitu berupa susunan gigi planetary yang bikin konstruksi transmisi lebih kompak. Coba saja lihat diagram penampang matik Avanza dengan pembanding, matik Kijang Innova. Punya Innova lebih panjang bukan?
Karena kecil, transmisi ini juga perlu ATF sedikit. Total ATF di dalam transmisi hanya 4,6 liter. Malah kalau hanya membuang oli di baut karter, hanya 1,2 liter. Perawatan matik jadi lebih murah, apalagi ATF yang direkomendasi hanya sebatas ATF Dexron III.
Bukan hanya dimensi dan bentuk yang sama. Tetapi spesifikasi transmisi pun sama. Avanza, Xenia, Luxio, Rush dan Terios punya rasio gigi yang sama. Yaitu gigi 1 (2,731), gigi 2 (1,526), gigi 3 (1,000), gigi 4 (0,696).
Nah, untuk mengakomodir dimensi bodi, ukuran ban dan mesin, perbedaan hanya pada rasio gigi akhir di gardan.
Intinya, Avanza 1.500 punya rasio paling rendah, setara rasio Avanza manual karena tenaganya paling besar. Lantas rasio gigi akhir Avanza 1.300 lebih tinggi, sama dengan rasio Xenia 1.000 dan Rush-Terios manual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar